The Brand Master Class – Apa sih Apple syndrome? Ini berdasarkan pengalaman pribadi. Gini, pernah kan ikut workshop? Kemudian sang pembicara menceritakan indahnya perusahaan Apple.
Banyak yang antri.
Walapun harga selangit.
Loyalitas tinggi.
Profit tinggi.
Mulailah sang peserta tersepona.
Mabuk kepayang dibuatnya.
Mulai pembicara menceritakan langkah-langkah mencapai seperti Apple.
Bangun cerita.
Barang dijual mahal.
Bisa menjadi prestisius.
Peserta makin tersepona
Dan tergila gila.
Bersemangat.
Seakan semuanya mudah.
Seakan semua masalah bisnis selesai dengan satu workshop ini.
Hayo…
Siapa yang ngerasa gini.
Pas habis workshop
Pulang ke kantornya masing-masing
Berusaha mengeksekusi sesuai langkah-langkah sang pembicara.
Pas mau eksekusi,
Tagihan datang… bingung cari dananya.
tim ada yang menjengkelkan… beresin tim lebih dulu.
Produk dikomplain… benerin urusan produksi.
Harga ditawar habis-habisan… bingung ngejawabnya.
Dan ratusan masalah lainnya,
Akhirnya kisah indah Apple terlupakan.
Peserta workshop kembali ke rutinitas masing-masing.
Asli…
Ini pengalaman saya pribadi.
Saya juga pembicara di workshop.
Dan saya juga pernah melakukan hal yang sama.
Hahaha…
Akhirnya saya mikir.
Ga boleh kayak gini nih.
Peserta ga tahu apa yang harus dilakukan.
Saya melakukan evaluasi.
Akhirnya muncullah sebuah kesimpulan.
Yang harus diceritakan adalah sewaktu Apple masih kecil, masih UKM, apa yang dilakukan sehingga menyebabkan sebesar seperti sekarang.
Kalau menceritakan apa yang dilakukan saat sudah besar.
Duuuh… peserta UKM, bingung menghubungkannya, apa yang harus kulakukan setelah ini.
Brand gede…
Saat bikin ‘statement tertentu’ posisi awareness sudah meluas.
Budget untuk komunikasinya juga amit-amit.
Lah UKM?
Awareness aja belum meluas.
Trust masih naik turun.
Budget serba terbatas.
Makanya The Brand Master Class, memiliki konsep harus terstruktur, sistematis dan holistik.
Dan executable (langsung bisa dieksekusi).
Karena trauma diri sendiri.
Siapa yang punya pengalaman yang sama?
Share dong pengalamannya.